Kamis, 04 Desember 2014

pizza...pizza...

Teringat dulu, Pizza adalah makanan istimewa dan mahal harganya, menurut saya. Tak pernah sedikitpun terbayang untuk menyentuh roti ini. Boro boro buat beli Pizza, mau minta tambahan uang jajan 50 perak saja rasanya enggan. Ekonomi keluarga yang pas pasan membuat saya harus menelan ludah jika ada iklan makanan ini hilir mudik di film Smurf, kesukaan saya kala itu.


Dan kini, entah sudah keberapa kali saya duduk di kursi restoran mewah ini.Yang tak pernah sedikitpun mampir di mimpi saya. Menikmati potongan demi potongan, mencicipi berbagai rasa, memesan tambahan menu lainnya. Bak saudagar kaya yang rela menghamburkan uang demi kepuasan lidahnya. Tapi bukan saya kalau hanya bisa menyantap hidangan dari italy ini. Menajamkan rasa, meneliti kedalamnya, bagaimana kira kira prosesnya? lalu membayangkan....ya tepatnya memberanikan diri untuk bermimpi membuat ratusan Pizza. Hanya mimpi kala itu.

Karena teringat saat dulu, ibu mendapat potongan Pizza pemberian temannya. tidak boleh ada yang menyentuh selain saya. Padahal saya masih berada di luar kota untuk menyelesaikan kuliah. Mungkin saking istimewanya saya dan terlalu mahalnya roti ini menurut ibu jadi disimpannya si Pizza hingga hampir membusuk. Saya hanya bisa menatap haru di wajah tirusnya. Suatu saat, anakmu ini, akan membuatkanmu ratusan Pizza ibu, hingga ibu tersenyum puas menikmatinya. Ujar saya waktu itu. Dan terwujudlah hal tersebut. Tapi sayang, ibu belum sempat mencicipinya. Mungkin di surga sana, kau telah mendapatkan Pizza dengan rasa sempurna ya ibu.

Peluk cium dari anakmu yang masih mengejar mimpi lainnya di dunia. Dan selalu kiriman alfatehah seperti yang engkau pesankan saat kecil dulu.
~ love you ibu ~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar